Selasa, 12 Desember 2017

Keseimbangan Perekonomian Pendekatan (Aggregate demand and supply)

Nama : Fivi Sri Miranti
Npm  :  1601270042
Prodi : Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo, M.Si
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

BAB 9 
Keseimbangan Perekonomian Pendekatan (Aggregate demand and supply)

  • Pasar Tenaga Kerja 
Pasar tenaga kerja adalah suatu keadaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang berasal dari angkatan kerja  dan permintaan tenaga kerja yang berasal dari angkatan kerja dan permintaan tenaga kerja yang berasal dari perusahaan. Pasar tenaga kerja sangat dinamik karena setiap saat terjadi perubahan jumlah angkatan kerja, baik karena penambahan dari mereka yang baru lulus sekolah dan masuk ke dalam kelompok angkatan kerja ataupun pengurangan karena seseorang keluar dari kelompok angkatan kerja baik karena alasan pension dan lainnya.

Pada saat permintaan akan tenaga kerja tinggi, maka tingkat pengangguran akan rendah, sebaliknya jika permintaan akan tenaga kerja rendah, maka tingkat pengangguran akan meningkat. Semakin tinggi permintaan akan tenaga kerja, sedangkan penawaran tenaga kerja terbatas akan berdampak pada naiknya upah, sebaliknya jika permintaan tenaga kerja sedikit sedangkan penawaran tenaga kerja meningkat, maka upah akan turun.
  • Besaran Upah dalam Perspektif Ekonomi Konvensional
Menurut Blachard (2003) ada beberapa hal yang menentukan besaran upah yang dibayarkan ke pekerja sendiri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
  1. Besaran biaya yang harus ditanggung perusahaan ketika seorang pekerja meninggalkan perusahaan.
  2. Berapa besar kemungkinan seorang pekerja yang keluar dari perusahaannya untuk menemukan kembali pekerjaan yang baru.
  • Implikasi dari dua hal ini, maka dapat didefinisikan bahwa bargaining power tergantung dari dua hal, yaitu :
  1. Skill yang dimiliki oleh seorang pekerja , dan
  2. Kondisi pasar tenaga kerja secara umum.
  • Upah Tingkat Harga dan Pengangguran
W= P F(u,z)
Dimana : 
W : agregat nominal upah
P : tingkat harga yang diharapkan
u : tingkat pengangguran
z : sejumlag fasilitas yang diberikan kepada karyawan yang pada dasarnya menjadi penambah upah dan penambah biaya bagi perusahaan.
  • Penentu Besaran Harga 
Besaran harga yang ditetapkan oleh perusahaan akan tergantung kepada struktur biaya perusahaan. Sedangkan dalam kajian mikro, struktur biaya tergantung kepada fungsi produksi dimana harga dari input yang digunakan. Namun secara sederhana dalam jangka pendek jumlah output yang dihasilkan hanya ditentukan oleh jumlah tenaga kerja. Y = A.N
Dimana :
Y : output
N : tenaga kerja
A : produktivitas tenaga kerja atau output per pekerja.
  • Tingkat Pengangguran Alamiah
Tingkat pengangguran akan tergantung kepada hubungan antara besaran upah yang ditetapkan dan besaran harga yang ditetapkana. Bagaimana upah dan harga akan menentukan besaran pengangguran yang terjadi akan diuraikan sebagai berikut. Asumsi yang digunakan adalah bahwa besaran upah lebih tergantung kepada tingkat harga aktual dibandingkan dengan tingkat harga yang diperkirakan.
  • Pasar Tenaga Kerja dan Kurva Penawaran Agregat
Ada dua hal penting yang dimiliki oleh kurva aggregate supply :
  1. Output yang meningkat akan meningkatkan harga. Hubungan ini dapat dilihat dari beberapa langkah, yaitu output meningkat maka Y akan meningkat. Selanjutnya jika N meningkat maka pengangguran akan turun, selanjutnya akan meningkatkan upah dan pada akhirnya meningkatkan tingkat harga, sehingga secara singkat jika output meningkat maka tingkat harga secara umum akan meningkat.
  2. Harga yang meningkat tidak terlepas dari adanya ekspektasi harga yang meningkat. Hal ini terjadi karena ekspektasi harga akan mendorong meningkatnya upah dan akan meningkatkan tingkat harga.
  • Keseimbangan AD-AS
Keseimbangan AD-AS dibangun dari kurva AD dan kurva AS. Masing-masing kurva menunjukkan karakteristik yang berbeda, sesuai dari mana persamaan untuk masing-masing diturunkan. Kurva AD, dipengaruhi oleh jumlah uang beredar, belanja pemerintah, dan pajak. Hal ini karena kurva AD diturunkan dari keseimbangan di pasar uang dan pasar barang.
Y = Y(M/P,G,T).

Sementara itu, untuk kurva AS diturunkan dari keseimbangan di pasar tenaga kerja yaitu melalui price setting relation dan wage setting relation. Beberapa faktor yang mempengaruhi P adalah ekspektasi harga yang terjadi, besaran mark up, jumlah angkatan kerja, dan sejumlah fasilitas untuk pekerja. Atau secara matematis.
  • Tenaga Kerja, Upah, dan Penetapan Harga dalam Perspektif Ekonomi Islam
  • Tenaga Kerja dalam Perspektif Ekonomi Islam
Menurut Imam Syaibani; "Kerja merupakan usaha untuk mendapatkan uang atau harga dengan cara halal. Dalam islam kerja sebagai unsur produksi didasari konsep istikhlaf, dimana manusia bertanggung jawab untuk memakmurkan harta yang diamanatkan Allah untuk menutupi kebutuhan manusia".

Sedangkan Hadist Nabi yang berkaitan dengan bekerja dapat dikemukakan antara lain :
  1. Dari Ibnu Umar r.a ketika Nabi ditanya : Usaha apakah yang paling baik? Nabi menjawab yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan semua jual beli yang baik. 
  2. HR. Imam Bukhari "Sebaik-baiknya makanan yang dikonsumsi seseorang adalah makanan yang dihasilkan oleh kerasnya dan sesungguhnya Nabi Daud as mengonsumsi makanan dari hasil keringatnya (kerja keras)".
  • Kontrak Tenaga Kerja (Ijarah) dalam Perspektif Ekonomi Islam
Ijarah adalah pemilik jasa dari seseorang ajir (orang yang dikontrak tenaganya) oleh musta'jir (orang yang mengontrak tenaga), serta pemilikan harta dari pihak musta'jir oleh seorang ajir.

Hal-hal yang terkait dengan kesepakatan kerja dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Ketentuan kerja 
  2. Bentuk kerja 
  3. Waktu kerja
  4. Gaji kerja.

Teori Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Nama : Fivi Sri Miranti
Np : 1601270042
Prodi : Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo. M,Si.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


BAB 8
Teori Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam 
  • Pengertian, Penyebab, Jenis, dan Dampak Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Konvensional
Menurut Rahardja dan Manurung (2004:155), inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Sedangkan menurut Sukirno (2004:333), inflasi yaitu kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar.

Terdapat berbagai macam jenis inflasi yaitu :
  1. Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya.
  2. Cost push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat penggunaan kapasitas produksi rendah.
  3. Demand pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum.
  4. Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang terus menyebabkan berubah. Jika inflasi terus bertahan dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak finansial dan upah kenaikan inflasi akan terus berlanjut.
Menurut Sukirno (2004:333) bahwa berdasarkan pada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk, yaitu :
  1. Inflasi tarikan permintaan, inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini yang akan menimbulkan inflasi.
  2. Inflasi desakan biaya, inflasi ini juga terjadi pada saat perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah.
  3. Inflasi diimpor, inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan. Contohnya kenaikan harga minyak.
Menurut Prathama Rahardja dan Manurung (2004:169), yaitu :
  1. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat 
  2. Memperburuk distribusi pendapatan.

  • Kebijakan Pemerintah dan Tujuannya 
Mewujudkan inflasi nol persen  secara terus menerus dalam perekonomian yang sedang berkembang adalah sulit untuk dicapai. Oleh karena itu dalam jangka panjang yang perlu diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat rendah. Untuk menjaga kestabilan ekonomi, pemerintah perlu menjalankan kebijakan menurunkan tingkat inflasi karena bagaimanapun pemerintah mempunyai peranan yang penting dalam mengendalikan laju inflasi sebab terjadi atau tidaknya inflasi tergantung dari kebijakan pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian.
  • Kebijakan Fiskal
Kebijakan yang akan dilaksanakan adalah dalam bentuk mengurangi pengeluaran pemerintah, langkah ini menimbulkan efek yang cepat dalam mengurangi pengeluaran dalam perekonomian.
  • Kebijakan Moneter
Yaitu peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter (bank sentral) untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Agar ekonomi tumbuh lebih cepat, bank sentral bisa memberikan lebih banyak kredit kepada sistem perbankan melalui operasi pasar terbuka, atau bank sentral menurunkan persyaratan cadangan dari bank-bank atau menurunkan tingkat diskonto, yang harus dibayar oleh bank jika hendak meminjam dari bank sentral.
  • Tujuan Kebijakan Pemerintah
Adapun tujuan dari kebijakan pemerintah menurut Sukirno (2004:331), yaitu dilihat berdasarkan pada dua tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial dan politik.
  • Tujuan Bersifat Ekonomi
  1. Menyediakan lowongan pekerjaan                                                                                                Kebijakan pemerintah untuk mengatasi pengangguran merupakan usaha yang terus menerus, dengan kata lain merupakan usaha dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka panjang usaha untuk mengatasi pengangguran diperlukan karena jumlah penduduk yang selalu bertambah akan menyebabkan pertambahan tenaga kerja yang terus menerus.
  2. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat                                                                                Kesempatan kerja dan pengangguran sangat berhubungan dengan pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat.
  3. Memperbaiki pembagian pendapatan                                                                                              Pengangguran yang semakin tinggi menimbulkan efek buruk kepada kesamarataan pembagian pendapatan, pekerja yang menganggur tidak memperoleh pendapatan. Maka semakin besar pengangguran maka semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai pendapatan.
  • Tujuan Bersifat Sosial dan Politik
  1. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga
  2. Menghindari masalah kejahatan
  3. Mewujudkan kestabilan politik.
  • Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam
Dalam islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh islam. Adhiwarman Karim mengatakan bahwa, Syekh An-Nabhani (2001:147) memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah dengan menggunakan emas.      
  • Peranan Bank 
Dalam bukunya Chapra (1997:124-131) mengatakan bahwa, bank sentral harus mempunyai pusat sistem perbankan, ia harus menjadi sebuah institusi pemerintah yang otonom, yang bertanggung jawab untuk bank. Seperti halnya dengan bank-bank sentral lainnya, bank sentral islam harus bertanggung jawab untuk mengeluarkan uang yang berkoordinasi dengan pemerintah, mengusahakan stabilitas internal dan eksternalnya. 
Dalam upaya untuk pencapaian tujuan tersebut bank harus dapat menggunakan instrumen dan metode apapun yang diperlukan dan tidak bertentangan dengan ajaran islam.
                                  

Sabtu, 02 Desember 2017

Tugas Review Jurnal Mandiri (2)

Nama : Fivi Sri Miranti
Npm : 1601270042
Prodi : Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo.M, Si
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Sistem Keuangan dan Kebijakan Moneter Secara Islami Ekonomi

  • Pengantar 
Sistem keuangan dan kebijakan moneter adalah medan yang luas dan rumit, dan biasanya pembahasan pada subjek ini diharapkan bisa memperlambat bidang keuangan serta memperjelas hal uatama tenteng isu kebijakan, serta menunjukkan berbagai instrumen yang tersedia uantuk digunakan sebagai garis kelembagaan pengaturan dan menyelidiki keterkaitan sistem dengan variabel lain dari ekonomi.

Namun di sub-area perbankan islam, penulis menggunakan konsep dan juga menggunakan metode yang hanya bisa membawa mereka pada sebuah kesimpulan.

Makalah Khan dan Mirakhor tersebar di tiga bagian utama. Dalam dua bagian pertama, penulis menyatakan beberapa ciri utama dan implikasinya dari sebuah sistem perbankan bebas bungan.

Materi yang mereka sajikan disini sebagian besar merupakan ringkasan dari apa yang sudah tersedia pada subjek dalam literatur.

Argumen utama Khan dan Mirakhor terkandung dibagian ketiga, disini penulis mencoba menghadirkan model teorirtis pada standar IS-LM. Efek kebijakan moneter terhadap variabel makro yang islami ekonomi dijelaskan dengan bantuan model dan penulis sampai pada hal berikut.

Apakah otoritas moneter memanipulasi jumlah uang beredar atau bahkan arus pembiayaan murabahah sebagai bantuan dari kebijakan peralihan dan dampaknya terhadap pada tingkat pendapatan nasional yang sering terjadi pada setiap khasus.

Kebijakan moneter ekspansioner seni akan mengurangi tingkat pengembalian finansial akan meningkatkan output dalam jangka pendek. Penulis berpendapat bahwa hampir tidak ada perbedaan dalam cara kebijakan moneter akan mempengaruhi variabel ekonomi.

  • Kesamaan Harga dan Proposisi
Khan dan Mirakhor telah menyusun model mereka pada dua karakter mengenai peraturan murabahah. Pertama, ada kontrak anatara bank dan bank publik yang memberi tingkat pengembalian terakhir pada simpanan investasi mereka. Kedua, ada kontrak antara bank dan pengusaha yang meminjam dari bank dan akhirnya mendapatkan tingkat pengembalian pada pinjaman yang mereka berika kepada pengusaha.

Benar, tingkat pengembalian yang diterima bank atas pinjaman terus dikaitan seperti yang dilakukan Khan dan Mirakhor sampai pada tingkat bank membayar kewajiban mereka. Tapi, disini para penulis tanpa sadar mengalami kebingunggan, mereka beranggapan bahwa operasi bankir dan biaya lainnya nol dan percaya bahwa ansuransi itu akan terjadi.

Mereka sebagian besar bergantung pada persamaan asumsi tingkat suku bunga. Mereka gagal melihat bahwa persamaan semacam itu tidak mungkin dilakukan di bawah pengaturan murabahah. Kita akan menunjukkan bahwa ketidaksetaraan harus selalu bertahan meski ada asumsi biaya nol. 

Tidak seperti Khan dan Mirakhor, mereka memulai dengan sebuah pernyataan untuk menentukan r. Untuk rb adalah fungsi langsung dari r, dan hal lainpun tetap sama. Di muana bank menetapkan sumber daya mereka yang sebagian besar terdiri dari simpanan investasi, ke sektor produktif dengan memajukan pinjaman kepada pengusaha. Sebagai gantinya bank mendapatkan dari mereka sebuah proporsi yang disepakati (Y)0 ,f profit (7T) yang dapat dicairkan dari total keuntungan usaha (P) ke kontribusi mereka (fb) ke modal agregat (K) bekerja di perusahaan. 

Disisi lain bank akan selalu kelaparan dengan pinjaman kerugian mereka dalam proporsi. Khan dan Mirakhor secara polos memasukkan tingkat pengembalian negatif. 

Jelas ini terjadi dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa sementara (r) selalu kurang dari tingkat keuntungan keseluruhan (P / K) di bawah ruas mujarabahah. Tidak seperti posisi sekuler ekonomi disini keuntungan tidak dalam arti yang sama pendamping kerugian. Kita tidak bisa menggunakan rumus yang sama untuk menentukan keduanya sebagai mana yang diharapkan oleh para penulis terpelajar yang sejalan dengan tradidi sekuler. 

Sekali lagi anggapla bahwa deposan berhak untuk sebagian kecil yang diperoleh oleh bank melalui investasi deposito. Biarkan kami juga mempertahankan biaya asumsi bahwa biaya operasi dan biaya lainnya dari bank adalah nol, bahwa semua simpanan investasi dipinjamkan sepenuhnya dari pada yaitu Db = Fb dan bahwa bank tidak memiliki dana lain untuk membiayai operasi pinjaman mereka.

Transaksi dengan bank sentral diabaikan dengan ponstulat ini, volume bank terhadap keuntungan berbagai dengan deposan akan sama dengan yang mereka terima dari pengusaha. Ini akan memberi kita tingkat pengembalian bank akan membayar dengan deposan .

Jika kita mengendurkan asumsi kita untuk memungkinkan biaya operasi dan biaya lainnya yang termasuk sumber daya bank sendiri, selain di bank dana sebenarnya dilakukan untuk pinjaman. Sesuatu mungkin agak jadi rumit tapi jarak antara rb dan r hanya akan cenderung melebar. 

Khan dan Mirakhor telah memperlakukan bank tersebut sebagai "tidak ada kerugian dalam perjalanan". 

  • Masalah Struktual
Khan dan Mirakhor menentukan sektor ekonomi yan relevan yang menyajikan arus rekening dana tabel, dan menguraikan beberapa hubungan perilaku. Mereka merancang model yang intinya adalah perpanjangan dengan beberapa modifikasi, bingkai sekuler ekonomi makro sederhana. Bingkai ini bertumpu pada dua pasar. Pertama ada pasar komoditas, (termasuk jasa) dimana dalam ekuilibrium tabungan dan investasi harus sama. Investasi diasumsikan sebagai faktor eksogen dan tabungan diambil sebagai fungsi pendapatan agregat dan tingkat bunga. 

Kedua, adalah pasar uang dimana kondisi ekuilibriumnya adalah eksogen diberi uang beredar (M) sama dengan permintaan uang. Permintaan untuk uang adalah fungsi pendapatan uang dimana P adalah tingkat harga.

Jadi kita memiliki sistem dua persamaan :
r(Y,r,1)= S (Y,r)-1 =0 (i)
r(Y,r,M)= <1>(Y,r)-M =0 (ii).

Dimana (Y) dan (r) adalah variabel endogen dan 1 dan M adalah eksogen. Khan dan Mirakhor mengganti suku bunga dengan tingkat pengembalian investasi (rb=r). Mereka menambahkan dua pasar lagi, satu dicadangan dari bank dan lainnya di saham ekuitas mereka. 

Jadi, jika seseorang ingin mengoperasikan sitem dalam hal perbedaan persamaa seperti Khan dan Mirakhor lakukan, semua variabel dalam satu hubungan harus mengasumsikan bentuk perbedaannya. 

  • Kesimpulan
Jelas seseorang tidak dapat menerima nilia nominal kesimpulan yang ditarik oleh Khan dan Mirakhor didasrkan karena mereka memiliki persamaan harga yang tidak dapat dipertahankan, prposisi dari konsekuensi yang lebih besar adalah bagaimana penggantian mereka terhadap tingkat bunga sekuler model dengan tingkat keuntungan untuk islamisasi. 

Sebaliknya keuntungan dianggap sebagai hadiah yang terkait dengan investasi, tidak seperti tingkat bunga, tingkat keuntungan mungkin negatif. Perangkap adalah tingkat bunga  nol, "Pentingnya perangkap likuiditas, berasal dari keadaannya dimana kebijakan moneter tidak berpengaruh terhadap tingkat suku bunga dan tingkat rill pendapatan". 



https://drive.google.com/file/d/1jt4lsyqbOMcDscWHsaJc1Utv-gCgJGO1/view?usp=drivesdk

Jumat, 01 Desember 2017

Tugas Review Jurnal Mandiri (1)

Nama : Fivi Sri Miranti
Npm : 1601270042
Prodi : Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo,M. Si
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


Pendekatan Baru Terhadap Teori Kebijakan Moneter : Teori Nilai Moneter


Makalah ini berusaha untuk menentukan apakah Ringgit Malaysia sebagai mata uang fiat, memenuhi fungsi nilai uang. Sejak jatuhnya standar emas, migrasi media pertukaran. Dari standar komoditas untuk menghemat uang yang didukung oleh hutang, tidak hanya mengakibatkan pembusukan yang signifikan nilai intiristik tapi juga melibatkan tranfer kekayaan. Ini tentu membutuhkan penilaian ulang terhadap modren teori moneter yang telah mempengaruhi pembuat kebijakan, namun juga menjelaskan dampak kebijakan tersebut melalui analisis variabel makroekonomi tehadap stabilitas harga. Makalah ini menyajikan sebuah kebijakan moneter alternatif, yang menargetkan nilai stabil mata uang untuk menghasilkan stabilitas harga dalam jangka panjang dan karenanya menopang pertumbuhan ekonomi.

  • Pengantar 
Ekonomi moneter berurusan dengan moneter dan menjawab apa yang menyebabkan fluktuasi output dan stabilitas keuangan pada tingkat makro dan mikro. Selain itu, model hasil dan tingkat ini berkaitan dengan pergeseran dalam penawaran dan permintaan rekomendasi tidak secara akurat, ditunjukkan harga uang yang mempengaruhi output dan lapangan kerja, impor dan ketidakstabilan dan krisis keuangan. Karena ekonomi sebagai ekspor nilai tukar dan neraca pembayaran.


Arus utama moneter dan inplasi serta tingkat suku bunga mempengaruhi output nasional. Teori ekonomi yang dikembangan sejak tahun 1930-an di Indonesia. Pekerja dan pertumbuhan ekonomi khususnya oleh Keynes dan Friedman "bank sentral pengembangan dan pada tingkat mikro ini berkaitan dengan pasokan yang diadopsi". Walaupun berbeda dengan metodologi mereka di Indonesia, dan permintaan uang serta ekuilibriumnya dan syarat kebijakan moneter. 

Peran uang baik dan tingkat suku bunganya maupun modal, atau pendalaman keuangan memiliki jumlah uang ekonomi. Pembangunan yang telah didokumentasikan dengan baik oleh Friedman belum berhasil. 

Oleh karena itu, makalah ini merekomendasikan Tobin, Mckinnon, dan Shaw, yang pendekatannya agak cerdik dalam teorin moneter yang kebijakannya melalui pengamatan Tobin, patut mendapat perhatian karena dia berkomentar merekomendasikan otoritas moneter untuk mengadopsi moneter itu "Uang masyarakat tentu saja menyimpan nilai, yang teori nilainya bukan merupakan targer suku bunga jika tidak itu bisa menjadi alat yang diterima dari jumlah uang atau bahkan inflasi sebaliknya pembayaran". Olek karena itu, makalah ini menyaikan target teoritis nilai uang yang stabil sehingga harga akan penyelidikan empiris mengenai kerugian nilai tetap rendah dan stabil.

Utang lebih besar daripada uang tunai melalui kemitraan, pada saat bersamaan mereka mengalihkan uang yang dikeluarkan dan akhirnya digantikan untuk keperluan dimasa depan, dan untuk membayar kewajiban uang dimasa depan Muhammad Taqhi Usmani menulis sebuah tengara kompensasi untuk TVM dan menjelaskan kesempatan penghakiman atas riba (1993).

Atau dalam persentase V=% nominal GDP - % M, jadi pada ekuilibrium dengan MS=MD permintaan akan uang konstan dan tetap dalam jangka pendek memungkinkan hubungan yang stabil dan dapat diprediksi dan dimana kebalikan dari tingkat harga adalah nilai antara M dan P sejak Y diberikan. 

Dengan Vdan Y diberikan  artinya daya beli dari unit moneter, persamaan pertukaran mengekspresikan proporsionalitas menunjukkan sumber daya nyata timbal balik kecepatan adalah antara pasokan uang yang diberikan secara exogen dan permintaan uang atau proporsi yang nyata dan memiliki tingkat harga dan persamaan berikut mengungkapkan sumber daya yang ingin dipegang oleh orang dalam bentuk ketergantungan terhadap uang atau bentuk saldo tunai.

M adalah persedian uang dengan penawaran karena transaksi dua kali lipat akan menggandakan jumlah nilai tukar di Cambridge mendekati uang dan menentukan tingkat harga, kelemahan dari tindakan ini juga sebagai penyimpan nilai dan peredarannya tergantung teori moneter dan mengandalkan persediaan uang sebagian pada keinginan memegang uang dalam bentuk sendiri.

Saldo kas berbeda dengan teori nilai islam yang disampaikan oleh para teoritikus jumlah yang berpendapat bahwa pendapatan nomilal (PY), Ibnu Khaldun atau bahkan teori nilai klasik ditentukan oleh M karena V konstan dalam jangka pendek dari teori moneter dan teori kuantitas uangdan tanpa kekakuan dalam ekonomi, serta menganggap nilai uang sebagai daya beli fleksibel dan output menjadi funsi produktifitas, uang dan konsep nilai permintaan sebenarnya ditentukan oleh teori yang menggambarkan harga ekonomi untuk setiap perubahan dalam dalam barang dan jasa yang dikendalikan oleh pasokan uang yang akan terjadi perubahan yang sama.

Dengan menyajikan kembali arti inflasi telah berubah dari persamaan pertukaran klasik, ekspansi monetr inflansi (penyebabnya) berarti kenaikan harga aktual (efeknya), Von Mises dalam teori uang dan kredit (1912) menyatakan "bahwa jumlahnya teori gagal menjelaskan mekanisme variasi nilai uang".

Disangkal oleh para ekonomi klasik seperti Jhon Stuart menggandakan jumlah uang dan katakanlah secara langsung menggandakannya yang mendalam pada tahun 1884, "bahwa permintaan akan permintaan yang efektif karena kedua istilah itu secara praktis berarti komoditas bukan permintaan untuk tenaga kerja", Keynes membenarkan adanya kenaikan dikrin yang dijelaskan pada tahun 1876, oleh penulis Inggris, jumlah uang beredar akan meningkatkan permintaan efektif, Leslie Stephen (1832-1904) dalam sejarah bahasa inggris dan meningkatkan ketenagakerjaan, kenaikan yang signifikan di abad kedelapan belas yang melengkapi pasokan uang mungkin melebihi permintaan yang mengarah ke pemahaman dan mungkin ujian terbaik dari sebuah inflasi yang baik dan dengan implikasinya melibatkan penyusutan di ekonomi.

Image result for gambar grafik pertumbuhan pasokan uang malaysia 1970- 2012

  • Kesimpulan 
Kami telah menunjukkan bahwa teori moneter nilai menghasilkan stabilitas harga harus bervariasi agar efisien mengatur ekonomi, namun kapan nilai uang bebas dari pengolaan moneter dan masyarakat tertinggal dengan barang dan jasa menjadi fungsi penawaran dan permintaan. Selama Khalifah Abbasiyah, awal dinar tidak hanya diadobsi sebagai koin perdagangan internasional tapi bahkan ditiru dari dinar Khalifah Abbiyah Al-Mansur pada tahun 774oleh Raja Offa dari kerajaan Mercia (Inggris Selatan).

Toeri nilai moneter ini melibatkan nilai sebelum kita mendalilkan bahwa semua arus utama modren penawaran dan permintaan secara khusus adalah teori moneter telah gagal walaupun kami telah memilih sebuah fungsi dari kualita dan kuantitas, dengan penekan teori kualitas pada khusunya karena pada tinjauan kita sebelumnya pada kuantitas.

Uang bisa bersifat endogen tanpa ada yang kita analisi bahwa teori ini pada kenyataan serupa balam kontrol pasokan perdagangan yang dilakukan bebas dari tahun 1970-an dan mungkin sejak Keynes pada tahun 1980-an mungkin monopoli moneter memanipulasi atau manajemen dan telah menjadi Friedman sejak tahun 1990-an dan lebih bebas dari internasional keuangan.



https://drive.google.com/file/d/16BHQxszI5zrBJsCK5oMNGXQAI891wHt4/view?usp=drivesdk

Senin, 27 November 2017

Keseimbangan IS-LM Dengan Pendekatan Ekonomi Islam

Nama : Fivi Sri Miranti
Npm : 1601270042
Prodi : Perbankan Syariah 
Dosen : Totok Harmoyo M, Si.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 
BAB 7 
Keseimbangan IS-LM Dengan Pendekatan Ekonomi Islam 


  • Keseimbangan Pasar Barang dan Kurva IS
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak sekali transaksi. Seperti berbelanjaminum kopi, membeli buku, mengisi bahan bakar, dan lainnya. Dalam transaksi ini, yang diperjual belikan adalah semua barang dan jasa. Jika keseluruhan barang dan jasa yang ditransaksikan ini, kita satukan secara agregat, maka pasar ini kita sebut istilahnya dengan pasar barang. Jadi, dengan demikian dapat kita definisikan bahwa pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu

Image result for kurva keseimbangan pasar barang dan pasar uang
Jika kita teliti lebih jauh, selayaknya sebagai sebuah pasar, maka ada penawaran dan permintaan.
Permintaan dalam pusat barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa 
dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi 
dalam negeri.

  •       Keseimbangan Pasar Uang dan Kurva LM

Kondisi perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh pasar uang. Pasar uang merupakan suatu 
tempat dimana terjadinya transaksi keuangan. Sama halnya dengan pasar lainnya, keseimbangan 
akan tercapainya pada saat sejumlah permintaan uang dipasar sama dengan jumlah penawarannya
Dalam sistem ekonomi diluar ekonomi islam permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat bunga 
sedangkan penawarannya merupakan otoritas dari bank sentral, sehingga bentuk kurva 
penawarannya menjadi inelastis sempurna

Besarnya permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan suku bunga. Berdasarkan 
hubungan ini dinyatakan bahwa kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang nominal, 
sedangkan kenaikan suku bunga akan menurunkan permintaan uang. Dari persamaan ini diketahui 
bahwa permintaan uang riil akan dipengaruhi oleh pendapatan riil dan tingkat bunga. Perbedaan 
antara uang nominal dan uang riil terlihat dari daya belinya. Uang nominal hanya menyatakan
jumlah uang yang tertera di uang fiat, sedangkan uang riil mengukur uang dari daya belinya
         
  •       Keseimbangan Kurva IS-LM

Sebagaimana telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa kurva IS, merupakan kurva yang 
menghubungkan antara I, dan Y pada saat pasar barang dalam kondisi ekuilibrium. Sedangkan kurva 
LM, merupakan kurva yang menghubungkan antara Y dan i pada saat pasar uang dalam kondisi 
ekuilibrium 

  •       Dampak Kebijakan pada Keseimbangan IS-LM

 Jika pemerintah menerapkan kebijakan fiskal maka perubahan ini hanya akan mengakibatkan 
perubahan di kurva IS, sedangkan kurva LM relatif tetap. Sedangkan jika bank sentral menerapkan 
kebijakan moneter, maka hal ini hanya akan mempengaruhi kurva LM, sedangkan kurva IS tetap
Jika pemerintah menerapkan kebijakan campuran, yaitu kebijakan fiskal dan moneter maka akan 
terjadi pergeseran kurva IS, maupun kurva LM.

  •       Permintaan Uang dan Perspektif Islam

 Permintaan akan uang dalam suatu sistem perekonomian yang islami akan dipengaruhi oleh motif 
seseorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif utama seorang 
muslim dalam memegang uang, yaitu:
  a. motivasi transaksi.
  b. motivasi berjaga-jaga.

Dengan dua motif ini jelas bahwa permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaimana yang 
dikemukakan Keynes, tidak akan ada suatu sistem perekonomian yang islami. Permintaan uang 
dalam ekonomi islam menurut Metwelly juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Besarnya 
persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan frekuensi pengeluaran.

Motivasi berjaga-jaga, meskipun dibenarkan namun tidak berlebihan dari perkiraan biaya transaksi 
yang mungkin akan muncul. Terbatasnya jumlah uang untuk berjaga-jaga ini tidak terlepas dari 
kepercayaan dari seorang muslim akan janji Allah di Al-Qur’an, bahwa Allah akan menjamin rezeky 
mereka.
  •       Kebijaksaan Fiskal dan Moneter dalam Prespektif Islam 
Dalam negara Islam, kebijaksanaan fiskal merupakan salah satu perangkat untuk mencapai tujuan 
syariah yang dijelaskan imam Al-Ghazali termasuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap 
menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas, kekayaan, dan kepemilikan


Aspek politik dari kebijakan fiskal yang dilakukan oleh Khalifah adalah dalam rangka mengurusi 
dan melayani umat. Kemudian dilihat dari bagaimana Islam memecahkan problematika ekonomi
maka berdasarkan kajian fakta permasalahan ekonomi secara mendalam terungkap bahwa hakikat 
permasalahan ekonomi terletak pada bagaimana distribusi harta dan jasa ditengah-tengah masyarakat 
sehingga titik berat pemecahan permasalahan ekonomi adalah bagaimana menciptakan suatu 
mekanisme distribusi ekonomi yang adil.

  •       Kebijakan Fiskal Pada Masa Rasullulah 
kebijakan fiskal dimasa Rasulullah memegang kekuasaan pemerintahan pertama dikota Madinah
Ketika itu negara tidak mempunyai kekayaan apapun, karena sumber penerimaan negara hampir 
tidak ada


Segala kegiatan yang dilakukan oleh Rasulullah dalam awal masa pemerintahan dilakukan 
berdasarkan keikhlasan sebagai bagian dari kegiatan dakwah yang ada. Umumnya para sahabat tidak 
meminta balasan material dari segala kegiatan mereka dalam dakwah tersebut.

Dengan adanya perang Badar pada abad ke 2 Hijriah, negara mulai mempunyai pendapatan dari 
seperlima rampasan perang yang disebut dengan Khums, sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-
Anfal (8):41 : Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan 
perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan ibnusabil”.

Pada masa Rasulullah juga sudah terdapat jizyah yaitu pajak yang dibayarkan oleh orang non muslim 
khususnya ahli kitab, untuk jaminan perlindungan jiwa, properti, ibadah,bebas dari nilai-nilai, dan 
tidak wajib militer.
Adapun sumber lain berasal dari kharaj atau pajak tanah yang dipungut kepada non muslim ketika 
khaibar ditaklukan, jumlah kenaraj dari tanah ini tetap yaitu setengah dari hasil produksi.

Sedangkan Ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar hanya sekali 
dalam setahun dan hanya berlaku bagi barang yang nilainya lebih dari 200 dirham. Zakat dan Ushr 
adalah pendapatan yang paling utama bagi negara pada masa Rasulullah hidup. Kedua jenis 
pendapatanini berbeda dengan pajak dan tidak diperlakukan seperti pajak. Zakat dan 
Ushr merupakan kewajiban agama dan termasuk firal islam. Dalam Al-Qur’an disebutkan kewajiban 
zakat disebut  sebagai berikut: “dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat”.

  •       Kebijakan Fiskal Masa Setelah Rasulullah SAW

Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq
langkah yang dilakukan abu bakar dalam menyempurnakan ekonomi islam:
  a. perhatian terhadap keakuratan perhitungan zakat
  b. pengembangan pembangunan baitul mal dan penanggung jawab baitul mal atau abu ubaida
  c. menerapkan konsep balance budget policy pada baitul mal
  d. melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau mebayar zakat dan pajak.
  e. secara individu abubakar adalah seorang praktisi akad-akad perdagangan .

Khalifah Umar bin Khatab
kontribusi yang diberikan umar untuk pengembangan ekonomi islam:
  a. reorganisasi baitul mal, dengan mendirikan dewan islam yang pertama yang disebut dengan Al-Divan (sebuah kantor yang ditunjukkan untuk membayar tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pensiun dan tunjangan-tunjangan lain).
 b. pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan makanan dan pakaian kepada warganegara nya.
  c. diversifikasi terhadap objek zakat
  d. pengembangan ushr atau pajak
  e. undang-undang perubahan pemilikan tanah
  f. pengelompokan pendapatan negara dalam empat bagian .

Khalifah Ali Bin Abi Talib
beberapa perubahan kebijaksanaan yang dilakukan pada masa khalifah Ali antara lain:
a. pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada Baitulmal berbeda dengan Umar yang menyisihkan untuk cadangan
b. pengeluaran angkatan laut dihilangkan
c. adanya kebijakan pengetatan anggaran.