Npm : 1601270042
Prodi : Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo M, Si.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
BAB 7
Keseimbangan IS-LM Dengan Pendekatan Ekonomi Islam
- Keseimbangan Pasar Barang dan Kurva IS
Jika kita teliti lebih jauh, selayaknya sebagai sebuah pasar, maka ada penawaran dan permintaan.
Permintaan dalam pusat barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa
dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi
dalam negeri.
- Keseimbangan Pasar Uang dan Kurva LM
Kondisi perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh pasar uang. Pasar uang merupakan suatu
tempat dimana terjadinya transaksi keuangan. Sama halnya dengan pasar lainnya, keseimbangan
akan tercapainya pada saat sejumlah permintaan uang dipasar sama dengan jumlah penawarannya.
Dalam sistem ekonomi diluar ekonomi islam permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat bunga
sedangkan penawarannya merupakan otoritas dari bank sentral, sehingga bentuk kurva
penawarannya menjadi inelastis sempurna.
Besarnya permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan suku bunga. Berdasarkan
hubungan ini dinyatakan bahwa kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang nominal,
sedangkan kenaikan suku bunga akan menurunkan permintaan uang. Dari persamaan ini diketahui
bahwa permintaan uang riil akan dipengaruhi oleh pendapatan riil dan tingkat bunga. Perbedaan
antara uang nominal dan uang riil terlihat dari daya belinya. Uang nominal hanya menyatakan
jumlah uang yang tertera di uang fiat, sedangkan uang riil mengukur uang dari daya belinya.
- Keseimbangan Kurva IS-LM
Sebagaimana telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa kurva IS, merupakan kurva yang
menghubungkan antara I, dan Y pada saat pasar barang dalam kondisi ekuilibrium. Sedangkan kurva
LM, merupakan kurva yang menghubungkan antara Y dan i pada saat pasar uang dalam kondisi
ekuilibrium.
- Dampak Kebijakan pada Keseimbangan IS-LM
Jika pemerintah menerapkan kebijakan fiskal maka perubahan ini hanya akan mengakibatkan
perubahan di kurva IS, sedangkan kurva LM relatif tetap. Sedangkan jika bank sentral menerapkan
kebijakan moneter, maka hal ini hanya akan mempengaruhi kurva LM, sedangkan kurva IS tetap.
Jika pemerintah menerapkan kebijakan campuran, yaitu kebijakan fiskal dan moneter maka akan
terjadi pergeseran kurva IS, maupun kurva LM.
- Permintaan Uang dan Perspektif Islam
Permintaan akan uang dalam suatu sistem perekonomian yang islami akan dipengaruhi oleh motif
seseorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif utama seorang
muslim dalam memegang uang, yaitu:
a. motivasi transaksi.
b. motivasi berjaga-jaga.
Dengan dua motif ini jelas bahwa permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaimana yang
dikemukakan Keynes, tidak akan ada suatu sistem perekonomian yang islami. Permintaan uang
dalam ekonomi islam menurut Metwelly juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Besarnya
persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan frekuensi pengeluaran.
Motivasi berjaga-jaga, meskipun dibenarkan namun tidak berlebihan dari perkiraan biaya transaksi
yang mungkin akan muncul. Terbatasnya jumlah uang untuk berjaga-jaga ini tidak terlepas dari
kepercayaan dari seorang muslim akan janji Allah di
Al-Qur’an, bahwa Allah akan menjamin rezeky
mereka.
- Kebijaksaan Fiskal dan Moneter dalam Prespektif Islam
Dalam negara Islam, kebijaksanaan fiskal merupakan salah satu perangkat untuk mencapai tujuan
syariah yang dijelaskan imam Al-Ghazali termasuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap
menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas, kekayaan, dan kepemilikan.
Aspek politik dari kebijakan fiskal yang dilakukan oleh Khalifah adalah dalam rangka mengurusi
dan melayani umat. Kemudian dilihat dari bagaimana Islam memecahkan problematika ekonomi,
maka berdasarkan kajian fakta permasalahan ekonomi secara mendalam terungkap bahwa hakikat
permasalahan ekonomi terletak pada bagaimana distribusi harta dan jasa ditengah-tengah masyarakat
sehingga titik berat pemecahan permasalahan ekonomi adalah bagaimana menciptakan suatu
mekanisme distribusi ekonomi yang adil.
- Kebijakan Fiskal Pada Masa Rasullulah
kebijakan fiskal dimasa Rasulullah memegang kekuasaan pemerintahan pertama dikota Madinah.
Ketika itu negara tidak mempunyai kekayaan apapun, karena sumber penerimaan negara hampir
tidak ada.
Segala kegiatan yang dilakukan oleh Rasulullah dalam awal masa pemerintahan dilakukan
berdasarkan keikhlasan sebagai bagian dari kegiatan dakwah yang ada. Umumnya para sahabat tidak
meminta balasan material
dari segala kegiatan mereka dalam dakwah tersebut.
Dengan adanya perang Badar pada abad ke 2 Hijriah, negara mulai mempunyai pendapatan dari
seperlima rampasan perang yang disebut dengan Khums, sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-
Anfal (8):41 : “ Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan
perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan ibnusabil”.
Pada masa Rasulullah juga sudah terdapat jizyah yaitu pajak yang dibayarkan oleh orang non muslim
khususnya ahli kitab, untuk jaminan perlindungan jiwa, properti, ibadah,bebas dari nilai-nilai, dan
tidak wajib militer.
Adapun sumber lain berasal dari kharaj atau pajak tanah yang dipungut kepada non muslim ketika
khaibar ditaklukan, jumlah kenaraj dari tanah ini tetap yaitu setengah dari hasil produksi.
Sedangkan Ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar hanya sekali
dalam setahun dan hanya berlaku bagi barang yang nilainya lebih dari 200
dirham. Zakat dan Ushr
adalah pendapatan yang
paling utama bagi negara pada masa Rasulullah hidup. Kedua jenis
pendapatanini berbeda dengan pajak dan tidak diperlakukan seperti pajak. Zakat dan
Ushr merupakan kewajiban agama dan termasuk firal islam. Dalam
Al-Qur’an disebutkan kewajiban
zakat disebut sebagai berikut: “dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat”.
- Kebijakan Fiskal Masa Setelah Rasulullah SAW
Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq
langkah yang dilakukan abu bakar dalam menyempurnakan ekonomi islam:
a.
perhatian terhadap keakuratan perhitungan zakat
b.
pengembangan pembangunan baitul mal dan penanggung jawab baitul mal atau abu ubaida
c.
menerapkan konsep balance
budget policy pada baitul mal
d.
melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau mebayar zakat dan pajak.
e.
secara individu abubakar adalah seorang praktisi akad-akad perdagangan
.
Khalifah Umar bin Khatab
kontribusi yang diberikan umar untuk pengembangan ekonomi islam:
a.
reorganisasi baitul mal, dengan mendirikan dewan islam yang pertama yang disebut dengan Al-Divan
(sebuah kantor yang ditunjukkan untuk membayar tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pensiun dan tunjangan-tunjangan lain).
b. pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan makanan dan pakaian kepada warganegara nya.
c.
diversifikasi terhadap objek zakat
d.
pengembangan ushr atau pajak
e.
undang-undang perubahan pemilikan tanah
f.
pengelompokan pendapatan negara dalam empat bagian
.
Khalifah Ali Bin Abi Talib
beberapa perubahan kebijaksanaan yang dilakukan pada masa khalifah Ali antara lain:
a.
pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada Baitulmal berbeda dengan Umar yang menyisihkan untuk cadangan
b.
pengeluaran angkatan laut dihilangkan
c.
adanya kebijakan pengetatan anggaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar