Npm: 1601270042
Kls : 4 A PAGI Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo SE,M.AK
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
BAB
I
MENGUKUR
NILAI AKTIVITAS EKONOMI PRODUK DOMESTIK BRUTO
Produk
domestik bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja
perekonomian. Tujuan GDP adalah meringkas aktivitas ekonomi dalama suatu nilai
uang untuk tertentu selama periode waktu tertentu. Ada dua cara untuk melihat
statistik ini, salah satunya adalah dengan melihat GDP sebagai pendapatan total
dari setiap orang di dalam perekonomian. Cara lain untuk melihat GDP adalah
sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian.
Bagaimana
GDP mengukur pendapatan dan pengeluaran perekonomian atas outputnya?. Alasannya
adalah bahwa jumlah keduanya benar-benar sama untuk perekonomian secara
keseluruhan, pendapat harus sama dengan pengeluaran. Kenyataan itu sebaliknya,
berasal dari fakta yang lebih mendasar, krena setiap transaksi memiliki pembeli
dan penjual, maka setiap dolar yang dikeluarkan seorang pembeli harus menjadi
pendapatan bagi seorang penjual.
Ø Beberapa
Kaidah Untuk Menghitung GDP
Dalam
perekonomian yang hanya memproduksi roti, kita bisa menghitung GDP secara
sederhana dengan menambahkan pengeluaran total atas roti. Akan tetapi,
perekonomian rillsebuah negara meliputi produksi dan penjualan sejumlah besar
barang serta jasa yang berbeda. Untuk menghitung GDP dalam perekonomian yang lebih kompleks, akan
sangat membantu jika memiliki definisi yang tepat. Produk domestik bruto (GDP)
adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam
perekonomian selam kurun waktu tertentu.
Untuk
menghitung nilai total dari barang dan jasa yang berbeda, pos pendapatan
nasional menggunakan harga pasar karena mencerminkan banyaknya orang yang
bersedia membayar untuk barang dan jasa.
GDP
= (harga apel × jumlah apel) + (harga jeruk × jumlah jeruk)
= ($0,50 × 4) + ($1,00 × 3)
= $5,00
GDP
sama dengan $5,00 – nilai seluruh apel $2,00 + nilai seluruh jeruk $3,00.
Ø GDP
RILL Versus GDP Nominal
Para
ahli ekonomi menggunakan kaidah yang baru saja dijelaskan untuk menghitung GDP
yang berupa nilai output total barang dan jasa perekonomian. Tetapi apakah GDP
merupakan ukuran yang baik dari kemakmuran ekonomi?. Dalam perekonomian ini GDP
dalah jumlah dari nilai seluruh apel dan
seluruh jeruk yang diproduksi.
Untuk
melihat bagaimana GDP rill dihitung, bayangkan kita ingin membandingkan output
pada tahun 2006 dengan output pada tahun berikutnya dalam perekonomian apel dan
jeruk kita. Kita bisa mulai dengan memilih sekumpulan harga, disebut harga
dasar tahunan, misalnya harga yang berlaku pada tahun 2006. Barang dan jasa
lalu ditambahkan dengan menggunakan harga dasar tahunan ini untuk menilai
barang-barang yang berbeda di kedua tahun. GDP rill untuk tahun 2006 adalah :
GDP
Rill = (harga apel 2006 × jumlah apel 2006) + (harga jeruk 2006 × jumlah
jeruk 2006).
Demikian
pula, GDP Rill pada tahun 2007 adalah :
GDP
Rill = (harga apel 2006 × jumlah apel 2007) + (harga jeruk 2006 × jumlah
jeruk 2007).
Dan
GDP Rill pada tahun 2008 adalah :
GDP
Rill = (harga apel 2006 × jumlah apel 2008) + (harga jeruk 2006 × jumlah jeruk
2008).
Lihatlah
bahwa harga tahun 2006 digunakan untuk GDP rill untuk tiga tahun. Karena harga
dipertahankan konstan, GDP rill bervariasi dari tahun ke tahun hanya jika
jumlah yang diproduksi berbeda. Karena kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi bagi para anggotanya sangat bergantung pada jumlah barang dan
jasa yang diproduksi. Maka GDP rill memberikan ukuran kemakmuran ekonomi yang
lebih baik ketimbang GDP nominal.
Ø Deflator
GDP
Dari
GDP nominal dan GDP rill kita bisa menghitung statistik ketiga deflator GDP.
Deflator GDP, juga disebut dengan deflator harga implisit untuk GDP,
didefinisikan sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP rill :
Deflator
GDP mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam
perekonomian.
Defenisi
deflator GDP memungkinkan kita memisahkan GDP nominal menjadi dua bagian : Satu
bagian mengukur jumlah (GDP Rill) dan yang lain mengukur harga (Deflator GDP).
Yaitu :
GDP Nominal = GDP Rill × Deflator GDP
GDP
Nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. GDP rill
mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Deflator GDP mengukur harga
output relatif terhadap harganya pada tahun dasar. Kita juga dapat menuliskan
persamaan ini dengan :
Ø Komponen-
Komponen Pengeluaram
Para
ekonomi dan para pembuat keputusan tidak hanya peduli pada output barang dan
jasa total, tetapi juga alokasi dari output di antara berbagai alternatif. Pos
pendapatan nasional membagi GDP menjadi empat kelompok pengeluaran diantaranya
:
Konsumsi
(C)
Investasi
(I)
Pembelian
Pemerintah (G)
Ekspor
Netto (NX).
Jadi, dengan
menggunakan simbol Y untuK GDP.
Y
= C + I + G + NX.
Ø Ukuran
– Ukuran Pendapatan Lain
Pendapatan
nasional mencakup ukuran-ukuran pendapatan lain yang agak berbeda dari GDP.
Penting untuk memahami berbagai ukuran itu, karena para ekonomi dan media
sering menjadikannya sebagai acuan.
Untuk
melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan lain alternatif itu saling terkait,
kita mulai dengan GDP dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk
mendapatkan produk nasional bruto (Gross National Product, GNP), kita menambah
penerimaan dari pendapatan faktor produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh
dunia dan mengurangi pembayaran dan
pendapatan faktor keseluruh dunia :
GNP
= GDP + Pembayaran faktor dari Mancanegara – Pembayaran faktor ke Mancanegara.
Untuk
mendapatkan produk nasional netto (Net National Product, NNT), kita kurang
depresiasi modal jumlah persedian
pabrik, peralatan, dan struktur residensial perekonomian yang habis dipakai
selama setahun :
NNP
= GNP – Depresiai
Penyesuaian
berikutnya dalam pos pendapatan nasional adalah untuk pajak bisnis tidak
langsung, seperti pajak penjualan. Pajak penjualan yang jumlahnya kira-kira 10%
dari NNP, memunculkan irisan di antara harga yang dibayar konsumen atas suatu
barang dan harga yang diterima perusahaan, Karena perusahaan tidak pernah
menerimannya, maka irisan pajak ini bukan bagian dari pendapatan mereka. Ketika
mengurangi pajak usaha tidak langsung dari NNP, kita mendapatkan ukuran yang
disebut pendapatan nasioanal.
Pendapatan
Nasional = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pendapatan
nasional mengukur berapa banyak pendapatan yang diperoleh setiap orang dalam
perekonomian.
Perbedaan
antaran pendapatan bunga perseorangan
dan bunga netto muncul sebagian karena bunga atas uang pemerintah adalah bagian
dari bunga yang diterima rumah tangga tetapi bukan bukan bagian dari bunga yang
dibayarkan perusahan. Jadi, pendapatan perseorangan adalah :
Pendapatan
Perseorang = Pendapatan Nasional
-
Laba Korporasi
-
Kontribusi Asuransi Sosial
-
Bunga Netto
+ Deviden
+ Tranver Pemerintah Pada Individu
+ Pendapatan Bunga Perseorangan
Pendapatan
Perseorangan Disposabel = Pendapatan Perseorangan – Pembayaran Pajak Dan
Nonpajak Perseoranga.
Ø Harga
Sekelompok Barang
Ukuran
mengenai tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah indeks harga
konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI). Bruto statistik tenaga kerja
yang merupakan bagian dari departemen tenaga kerja AS bertugas menghitung CPI.
Perhitungan itu dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa.
Jika GDP mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal
yang mengukur nilai produksi. CPI mengubah harga berbagi barang dan jasa
menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur tingkat harga.
Sebagi
contoh, anggaplah seorang konsumen membeli 5 apel dan 2 jeruk setiap bulannya.
Kelompok barang itu terdiri dari 5 apel dan 2 jeruk, dan CPI nya adalah :
Pada
CPI ini, tahun 2006 adalah tahun dasar. Indeks itu menyatakan berapa biaya yang
harus dibelanjakan untuk membeli 5 apel dan 2 jeruk sekarang relatif terhadap
harga buah yang sama pada tahun 2006.
Indeks
harga konsumen adalah indeks harga yang paling sering dipakai tetapi bukan
satu-satunya indeks. Masih ada indeks harga produsen yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli
perusahaan, bukan konsumen. Selain indeks harga keseluruhan. Biro stratistik
tenaga kerja juga menghitung indeks harga untuk jenis-jenis barang tertentu
seperti makanan, perumahan, dan energi.
Ø CPI
Versus Deflator GDP
Perbedaan
pertama adalah bahwa deflator GDP mengukur harga eluruh barang dan jasa yang
diproduksi sedangkan CPI hanya mengukur harga barang atau jasa yang dibeli
konsumen. Jadi, peningkatan dalam harga barang yang diproduksi oleh perusahaan
tau pemerintah akan tampak meningkat dalam deflator GDP tetapi tidak dalam CPI.
Perbedaan
kedua adalah bahwa deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa yang diproduksi
secara domestik. Barang-barang impor bukan merupakan bagian dari GDP dan tidak
meningkatkan deflator GDP. Jadi, kenaikan harga Toyota yang dibuat di Jepang
dan di jual di negara ini menpengaruhi CPI, karena Toyota dibeli oleh konsumen
tetapi tidak mempengaruhi deflator GDP.
Perbedaan
ketiga adalah yang paling halus disebabkan oleh cara kedua ukuran itu
mengagregatkan berbagai tingkat harga dalam perekonomian. CPI menggunakan
timbangan terhadap harga barang yang berbeda sedangkan deflator GDP menggunkan
sekelompok barang tetapi tidak tetap.
Perhatikan
bahwa seseorang yang ingin bekerja tetapi menyerah mencari pekerjaan, pekerja
yang putus asa juga dianggap tidak berada dalam angkatan kerja. Angkatan kerja
didefinisikan sebagai jumlah orang yang sedang bekerja dan orang yang
menganggur, dan tingkat pengangguran didefinisikan sebagai persentase dari
angkatan kerja yang tidak bekerja, yaitu :
Angkatan Kerja = Jumlah Orang Ynag Bekerja + Jumlah
Pengangguran.
Dan
Tingkat Pengangguran =
Statistik
terkait adalah tingkat partisifasi angkatang-angkatan, persentase dari populasi
orang dewasa yang ada dalam angkatan kerja.
Tingkat Partisifasi Angkatan Kerja = × 100.
Biro
statistik tenaga kerja menghitung statistik ini untuk seluruh populasi dan
untuk kelompok di dalam populasi laki-laki dan wanita, kulit putih dan kulit
hitam, remaja dan usia kerja.
Angkatan kerja = 139,3 + 8,1 = 147,4 juta
Tingkat pengangguran = (8,1 / 147,4) × 100 = 5,5%
Tingkat partisifasi angkatan kerja = (147,4 / 223,4) × 100 =
66.0%.
Jadi,
kira-kira dua pertiga dan populasi orang dewasa berada dalam angkatan kerja dan
kira-kira 5,5% di antaranya tidak memiliki pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar